Pembiasaan efektif yang digaungkan oleh Kampus Santa Theresia kini telah memasuki usia 3 tahun. Dalam perjalanan panjang tersebut, tentunya setiap awal tahun, dilakukan pembelakalan pembiasaan tersebut pada anggota keluarga baru tiap unitnya. Seperti yang dilaksanakan di unit SMP, pada Senin – Selasa, 22 – 23 Juli 2019, training 7 habit diberikan untuk peserta didik kelas VII yang didampingi oleh tim dari Dunamis. Training hari pertama, Senin, 22 Juli 2019, kegiatan diawali dengan membagi peserta didik kelas VII menjadi 4 kelas sesuai kelas masing-masing. Kelas VII-1, VII-2, dan VII-3 menempati ruang kelas sedangkan VII-4 menempati ruang musik.
Kegiatan pagi itu dimulai dengan doa pagi kemudian para fasilitator memulai sesi mereka. Pertama dimulai dengan perkenalan fasilitator. Setelah perkenalan, peserta didik diminta untuk membentuk kelompok. Mereka lalu ditugaskan untuk membuat nama kelompok, menunjuk ketua, membuat logo dan filosofi serta membuatan yel-yel kelompok. Setelah itu, mereka diminta untuk mempresentasikannya di depan kelompok lainnya.
Pada pengenalah habit proaktif, mereka diminta membuat tabel dalam kertas flipchart untuk menuliskan kebiasaan efektif dan tidak efektif setelah itu mempresentasikannya di depan kelompok yang lain. Kemudian mereka diajak bermain dengan balon. Balon tersebut diumpamakan sebagai hal yang paling penting dalam hidup. Peserta didik diminta untuk melempar dan peserta yang lain menangkisnya dengan maksud yang terbanyak menangkis berarti itulah hal yang penting
dalam hidup mereka. Kemudian dilanjutkan dengan habit 2 dan 3 yang berisi tentang kuadran 1,2,3 dan 4. Diakhir acara diisi dengan pengumuman pengumpul poin
terbanyak.
Pada hari kedua diawali dengan meditasi dan mengulang sedikit materi kemarin sebelum melanjutkan habit ke-4. Pada habit ke-4, peserta didik diminta berkelompok
berdua-dua dan bermain ayam-ayaman menggunakan jempol tangan dengan instruksikumpulkan pin sebanyak mungkin. Anak yang mengerti langsung berpikir menang – menang sehingga mereka mendapatkan poin banyak dibandingkan dengan anak yangmau menang sendiri.
Pada habit ke-5, fasilitator mengajarkan peserta didik untuk mendengarkan dulu sebelum didengarkan. Pada habit 6, peserta didik diajak untuk bermain peran (role play). Pada habit terakhir mereka diminta untuk mengasah gergaji dengan cara permainan egg drop. Hanya menggunakan koran dan sedotan yang dibagikan per kelompok, mereka harus membuat landasan atau tempat mendarat untuk telur yang akan dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Dalam permainan ini 3 kelompok berhasil mempertahankan telur supaya tidak pecah dan mereka mendapat poin lebih.
Setelah mengikuti training 7 habit ini, diharapkan peserta didik dapat membangun jiwa kepemimpinan sedari dini. Selain itu, dengan memahami pembiasaan-pembiasaan efektif dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah, peserta didik akan lebih bertanggung jawab akan perkembangan dirinya.